PERANAN GURU BK DI TENGAH PANDEMI COVID-19
oleh: Andi Kristanto
Sesuai Instruksi Pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran
Covid-19, dihimbau agar seluruh warga negara Indonesia melaksanakan
seluruh kegiatannya mulai dari bekerja, belajar, dan beribadah dari
rumah. Upaya tersebut merupakan cara penekanan pada laju
penyebaran Covid-19, dengan social distancing yang kemudian diganti
dengan physical distancing.
Dengan berlakunya physical distancing terjadi dampak yang besar diberbagai bidang, baik dibidang sosial, ekonomi maupun di bidang pendidikan.
Adapun dampak di sektor pendidikan sekarang ini menjadikan momen yang bisa dikatakan membahagiakan ataukah
menyedihkan bagi para pelajar. Dengan adanya kebijakan
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Corona Virus Disease (Covid 19) pada Satuan Pendidikan, semua
sekolah untuk sementara waktu proses belajar mengajar dilakukan di
rumah.
Merespon hal tersebut kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayanan Kota
Malang dalam menindaklanjuti edaran wali Kota Malang Nomor 5 Tahun 2020,
tentang Pencegahan dan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19), maka
kegiatan pembelajaran siswa diarahkan dalam bentuk pembelajaran secara
daring atau online di rumah. Kegiatan pembelajaran secara daring ini
pada dasarya sangat beragam, antara lain dapat dilaksanakan melalui
google clashroom, zoom, tv edukasi, belajar interaktif di portal rumah
belajar, ruang guru dan aplikasi belajar online lainnya yang telah
direkomendasi oleh Kemedikbud maupun melalui media sosial seperti
whatsapp.
Hal ini menjadi menjadi tantangan baru, tenaga pendidik , siswa bahkan orangtua siswa. Dari segi tenaga pendidik, guru dituntut untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis daring/ online , sedangkan dari siswa dituntut bagaimana agar bisa
beradaptasi dengan pembelajaran sistem daring yang baru bagi
mereka. Sedangkan dari segi orangtua adalah bagaimana agar orangtua
sanggup memfasilitasi sarana prasarana dalam pembelajaran daring di
rumah dan menciptakan iklim di rumah yang mendukung belajar anak.
Dalam pembelajaran daring, siswa harus memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses belajar. personal
dalam belajar. siswa dituntut untuk mengerjakan tugas online yang menumpuk dari berbagai guru mapel, sehingga fasilitas gadget harus memadaidan optimal. Hal inilah yang disebut sebagai self regulated
learning.
Self Regulated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi individu
untuk mengelola pembelajarannya sendiri, bagaimana ia dapat memenajemen
waktu di rumah, mengatasi hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan
tugasnya tepat waktu. Namun tidak semua siswa memiliki self regulated
learning yang baik. Beberapa diantaranya mengalami hambatan dalam
pembelajaran daring. Beberapa diantaranya lagi mengalami kebosanan
tinggal di rumah. Disinilah peran Bimbingan Konseling (BK) dalam
membantu mengatasi permasalahan-permasalahan siswa selama pembelajaran
daring.
Lalu bagaimana peranan Guru BK dalam pembelajaran daring? Hal ini
tentu saja berbeda dengan peranan guru mata pelajaran. BK tidak
memberikan materi-materi ataupun tugas-tugas yang malah memberatkan
siswa. BK menyajikan layanan dalam pembelajaran daring melalui format
yang bermakna bagi siswa. Layanan BK yang bermakna tidak terfokus pada
capaian akademik atau kognitif, tapi bagaimana membantu siswa untuk
mencapai capaian akademik dengan optimal, mengatasi hambatan belajar,
pengembangan karakter baik di rumah dan bagaimana membantu siswa dalam
pengembangan “life skill” atau keterampilan hidup sehari-hari.
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran daring,
antara lain sarana daring yang tidak memadai, beberapa siswa tugasnya
tidak selesai tepat waktu, merasa bosan di rumah, tekanan untuk segera
menyelesaikan tugas, problema di rumah dengan orangtua dan saudara dll.
Dalam penerapannya di SMK Nusaputera 2 Semarang,
peranan Guru BK dalam membantu siswa mengatasi masalah tersebut adalah
memberikan pendampingan dan memotivasi siswa adalah melalui E-konseling melalui media sosial. guru BK juga bisa menggunakan google form untuk proses assesment ,mencari tahu permasalahan yang dihadapi siswa saat ini .
sesuai kebijakan sekolah Guru BK mendapat porsi dalam pelaksanaan layanan BK secara daring yaitu
setara 1 jam pelajaran di jadwalnya. Dengan jatah porsi tersebut guru BK bisa memanfaatkan dalam pengembangan karakter dalammembentukkarakter siswa dirumah. adapun karakter yang bisa dikembangkan sebagai salah satu contoh karakter religius, mandiri, gotong royong dan pengembangan lifeskill
Salah satu contoh tugas guru BK dalam meningkatkan karakter religius adalah dengan pembuatan tugas jurnal kegiatan ramadhan untuk umat muslim bisa berupa video ataupun note . sehingga guru Bk bisa memantau perkembangan religiusitas.
Perkembangan Karakter mandiri misalnya siswa mengerjakan tugasnya sendiri secara
mandiri, mencuci bajunya sendiri. Karakter gotong royong misalnya anak
membantu orangtuanya memasak atau membersihkan rumah bersama dengan
anggota keluarga lain. Dan banyak contoh lainnya. Guru BK memberikan
semacam angket melaui googleform dan anak-anak mengupload kegiatannya
tersebut dalam bentuk narasi dan foto sebagai laporan. Sederhana,
simple, tapi mengena sasaran, pembentukan karakter.
Adapun pengembangan lifeskill yang bisa diterapkan adalah dengan membuat tugas untuk siswa membuat sebuah karya / ketrampilan yang bermanfaat untuk pencegahan covid-19.
Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Sadar atau tidak dengan adanya
pendemi corona siswa mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dirinya
yaitu belajar mandiri (self regulated learning) yang merupakan salah
satu ketrampilan atau kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa
menghadapi abad 21. Terbukti, melalui pembelajaran daring sudah banyak
siswa yang memilikinya.
Bagus Pak, sangat bermanfaat artikel diatas dalam kondisi seperti ini.
BalasHapusTerima kasih responnya bu. Memang kita harus kreatif dalam kondisi Yang seperti ini .semangat buat kita semua
Hapus